Laju respirasi yang dihasilkan merupakan petunjuk yang baik dari aktifitas metabolis pada jaringan dan berguna sebagai pedoman yang baik untuk penyimpanan hidup hasil panen. Jika laju respirasi buah atau sayuran diukur dari setiap oksigen yang diserap atau karbondioksida dikeluarkan – selama tingkat perkembangan (development), pematangan (maturation), pemasakan (ripening), penuaan (senescent), dapat diperoleh pola karakteristik repirasi. Laju respirasi per unit berat adalah tertinggi untuk buah dan sayur yang belum matang dan kemudian terus menerus menurun dengan bertambahnya umur.
Pengaruh Etilen
Buah klimaterik dan nonklimaterik mempunyai respon yang berbeda pada terapan etilen dan pola menghasilkan etilen selama pemasakan (ripening). Buah klimaterik menghasilkan lebih banyak jumlah etilen selama pemasakan dibandingkan buah nonklimaterik. Perbedaan antara buah klimaterik dan nonklimaterik dari konsentrasi etilen yang ditemukan pada tahapan perkembangan (development) dan pemasakan (ripening).
Etilen adalah hormon tanaman yang bekerjasama dengan hormon tanaman yang lain (auksin, giberelin, kini dan asam abscisic) untuk melakukan pengawasan penuh proses pemasakan buah.
Ada dua sistem biosintesis etilen :
1. Sistem 1, dimulai atau mungkin dikontrol dengan faktor yang tidak diketahui dimana memungkinkan dalam regulasi menjadi tua (senescence). Sistem 1 menggerakkan sistem 2
2. Sistem 2, yang bertanggungjawab selama pematangan buah klimaterik, untuk memproduksi etilen dengan jumlah yang banyak. Dimana penting untuk kematangan. Sistem 2 adalah proses autokatalitik. Buah nonklimaterik tidak mempunyai sistem 2 yang aktif, dan perlakuan buah klimaterik dengan etilen mengelakkan sistem 1.
0 komentar:
Posting Komentar